Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) siaga mengantisipasi cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana alam di daerah tersebut.
Kepala BPBD Tanjungpinang Dedy Sufri Yusja menyebut hujan tinggi yang berpotensi terjadi jelang akhir tahun, dapat menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor sehingga perlu diwaspadai.
"Peringatan kewaspadaan di titik-titik rawan bencana harus diinformasikan ke masyarakat untuk mengantisipasi curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana," katanya di Tanjungpinang, Kamis.
Baca juga:
Pemkot Tanjungpinang ingatkan warga pesisir jaga kebersihan laut
Kepala BP Batam berbagi pengalaman percepatan pembangunan dengan Tanjungpinang
Dedy menjelaskan beberapa permasalahan ketika cuaca ekstrem di Tanjungpinang, di antaranya saluran drainase yang tidak sesuai dengan debit air, tersumbat dan mengalami pendangkalan.
Kondisi itu, kata dia, mengakibatkan genangan air di beberapa titik pada saat terjadinya hujan dengan intensitas yang tinggi.
Kemudian, tingginya gelombang air laut yang disebabkan oleh cuaca ekstrem juga berdampak langsung kepada pengguna jasa transportasi laut antarpulau di wilayah Tanjungpinang, yakni rute Tanjungpinang- Penyengat, Penyengat-Tanjungpinang, Tanjungpinang-Senggarang dan Senggarang– Tanjungpinang.
Selanjutnya kondisi pohon yang condong di pinggir jalan sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan masyarakat juga perlu menjadi perhatian semua pihak supaya selalu tetap waspada.
"Juga kurangnya informasi atau pengetahuan masyarakat terkait cuaca ekstrem seperti angin kencang, puting beliung, gelombang pasang, banjir, banjir rob, tanah bergerak atau longsor, petir, pohon tumbang, dan lainnya," paparnya.
Ia mengatakan ada beberapa upaya mengantisipasi cuaca ekstrem yang terjadi di ibukota Provinsi Kepri itu, antara lain melakukan pemetaan dan upaya pemotongan/pemangkasan terhadap kondisi pohon, terutama yang berada di pinggir jalan dan berpotensi mengancam keselamatan masyarakat.
Baca juga:
Pendaftar panwaslu kecamatan di Tanjungpinang penuhi kuota 30 persen perempuan
Pendaftar panwaslu kecamatan di Tanjungpinang penuhi kuota 30 persen perempuan
Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang peringatan dini bencana kepada masyarakat melalui stakeholder seperti RT, RW, kelurahan dan kecamatan, terkait munculnya potensi bencana saat cuaca ekstrem.
Lalu meningkatkan pengawasan kepada operator atau penambang dan pengguna jasa transportasi laut yang melayani rute penyeberangan antarpulau di wilayah Tanjungpinang.
"Sosialisasi kepada masayarakat terkait kemungkinan cuaca ekstrem harus dilakukan semua stakeholder terkait. Jika diperlukan dapat merumuskan status SIAGA di wilayah Tanjungpinang terkait peringatan dini cuaca ekstrem," harapnya.
Lanjutnya menyampaikan berdasarkan data rekap bencana BPBD Tanjungpinang dari Januari-Agustus terdapat 134 kejadian, meliputi tumbang 45 persen, hewan liar 16 persen, kekeringan 11 persen, banjir 5 persen, tanah longsor 4 persen, orang hilang 4 persen, dan puting beliung 3 persen.
Berita Terkait
Polda Kepri pastikan kesiapsiagaan bencana antisipasi cuaca ekstrem
Rabu, 17 April 2024 18:21 Wib
BMKG Minangkabau: Abu vulkanik berpotensi ganggu aktivitas penerbangan
Jumat, 5 April 2024 10:35 Wib
BMKG prakirakan cuaca ekstrem pada arus mudik lebaran
Kamis, 4 April 2024 20:11 Wib
KSOP Tanjungpinang tambah kapal antisipasi lonjakan arus mudik lebaran
Senin, 1 April 2024 15:30 Wib
BPTD Kepri siapkan rekayasa lalu lintas minimalisir macet arus mudik
Minggu, 31 Maret 2024 12:46 Wib
Fenomena equinox picu cuaca panas di Pulau Bintan-Kepri
Senin, 25 Maret 2024 6:35 Wib
ASDP Telaga Punggur Batam buka pemesanan tiket daring antisipasi antrean panjang
Sabtu, 23 Maret 2024 15:39 Wib
BBMKG Bali jadi kantor cadangan Jakarta untuk peringatan dini tsunami
Jumat, 22 Maret 2024 13:44 Wib
Komentar