Petugas catat terjadi empat getaran banjir Gunung Semeru

id getaran banjir semeru,banjir lahar dingin,gunung semeru,Banjir, banjir lahar dingin, gunung

Petugas catat terjadi empat getaran banjir Gunung Semeru

Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat (7/7/2023). ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang

Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamatan kegempaan mencatat getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terekam seismograf sebanyak empat kali selama 5 hingga 6 jam pada Jumat (7/7), akibat hujan dengan intensitas tinggi.

"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Sabtu dini hari.

Selain itu, selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 45-155 detik, kemudian 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

"Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," ujarnya pula.

Baca juga: Sejumlah infrastruktur rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru

Akibat getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3, sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Baca juga: Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang beberapa jembatan

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur melakukan pendataan terhadap sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terdampak cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir lahar dingin Gunung Semeru di beberapa wilayah hingga menyebabkan jembatan rusak.

"Saat ini kami masih melakukan pendataan sejumlah sarana prasarana yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir," kata Kepala Bidang Bina Marga DPUTR Kabupaten Lumajang Heri Kurniawan, Jumat.

Menurutnya tim masih berkeliling, melakukan monitor ke sejumlah lokasi dan juga menunggu laporan dari tim yang lain.

Kerusakan belum teridentifikasi dengan detail karena debit air juga masih relatif tinggi.

Baca juga: Enam orang dan dua rumah hanyut diterjang banjir di OKU Selatan

"Sementara itu kami pasang rambu peringatan dan melakukan asesment, sehingga kami pastikan dulu," katanya.

Dari hasil asesmen sementara, ada beberapa jembatan rusak yakni jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Kloposawit terputus total, jembatan Gantung Kali Regoyo mengalami kerusakan parah,.

Kemudian jembatan Limpas Kaliputih dan jembatan di perbatasan Lumajang - Malang juga terputus total, sehingga tidak bisa dilalui.


Baca juga: Tujuh desa di Aceh terendam banjir






Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Getaran banjir Gunung Semeru terekam empat kali selama 5-6 jam

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE