Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur mengambil sampel ginjal dari empat ekor tikus liar yang ditangkap di daerah endemi leptospirosis guna mengantisipasi merebaknya penyakit tersebut di masyarakat.
"Ini upaya kami sebagai bentuk kewaspadaan kami terhadap leptospirosis," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Sabtu.
Ginjal tikus yang sudah diambil selanjutnya di bawa ke laboratorium guna dilakukan penelitian terkait kandungan bakteri leptospira.
Jika ditemukan, maka Dinkes Tulungagung akan melakukan pemeriksaan dalam skala lebih luas kepada masyarakat untuk mengetahui lagi apakah bakteri sejenis sudah menjangkit pada manusia.
Ada dua desa yang saat ini menjadi fokus gerakan kewaspadaan leptospirosis, yakni Desa Bono dan Ngranti, Kecamatan Boyolangu.
Desa Bono dan Ngranti dipilih lantaran tergenang banjir saat hujan ekstrem beberapa waktu lalu. Saat banjir, tikus yang biasanya berada di persawahan atau kadang mencari tempat kering di pemukiman.
Di dua desa ini juga ditemukan riwayat leptospirosis pada 2019.
Kasus leptospirosis di Tulungagung sempat mendorong peningkatan kewaspadaan tinggi seiring teridentifikasi 12 orang terjangkit leptospira pada 2012.
Berita Terkait
Dinkes Tanjungpinang lanjutkan program layanan KB gratis hingga Juni 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:09 Wib
Gunung Semeru lima kali erupsi, tinggi letusan capai 900 meter
Jumat, 17 Mei 2024 11:53 Wib
PMI siap kirim tenda sebanyak 500 unit ke Gaza
Kamis, 16 Mei 2024 11:50 Wib
Riau bangun rumah sakit otak
Sabtu, 11 Mei 2024 6:20 Wib
Gempa magnitudo 5,2 guncangi Lumajang Jatim
Sabtu, 11 Mei 2024 5:33 Wib
Kemenkes berikan beasiswa kedokteran untuk anak asli Natuna Kepri
Jumat, 10 Mei 2024 19:02 Wib
Polda Jatim tangkap konten kreator film pendek
Rabu, 8 Mei 2024 20:31 Wib
Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan capai 600 meter
Rabu, 8 Mei 2024 10:48 Wib
Komentar