Karimun (ANTARA Kepri) - Kapal kayu atau dikenal masyarakat setempat dengan "boat pancung" hasil kerajinan warga Pasir Todak, Pulau Selatmie, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga diminati hingga Malaysia.
"Pemesan boat pancung tidak hanya dari Karimun, Batam atau daerah lain, tetapi juga dari Malaysia," kata Amat, salah seorang perajin boat pancung Dusun Pasir Todak, Minggu.
Selain dipesan pelaku pelayaran, kata Amat, boat pancung buatan perajin dari Dusun Pasir Todak juga dipesan oleh pemerintah daerah yang diperuntukkan bagi program bantuan untuk nelayan.
Industri kapal rakyat berupa boat pancung, menurut dia, merupakan penghasilan utama warga dusun yang memiliki penduduk sekitar 100 kepala keluarga itu.
Setiap keluarga memiliki usaha pembuatan boat pancung yang dikerjakan secara gotong royong di alun-alun desa dan di pekarangan rumah.
"Usaha ini mengandalkan modal sendiri. Namun, ada juga suntikan dari pemodal dan pemerintah," katanya.
Boat pancung, sejenis sampan menggunakan mesin tempel hasil kerajinan warga dusun tersebut, kata dia, menggunakan kayu yang diperoleh dari hutan di Pulau Sugie dan beberapa pulau lain, seperti kayu kempas, meranti atau suntai.
Setiap bulan, kata dia, produksi boat pancung dari dusun itu bisa empat atau lima unit dengan ukuran model berbagai macam ragam.
Ada berbentuk sampan tradisional, tapi ada juga seperti "speedboat" atau pompong (kapal motor).
"Bentuknya bisa dimodifikasi sesuai pesanan. Sedangkan harganya bervariasi, tergantung ukuran dan jenis kayu, kalau ukurannya 32 kaki harganya bisa Rp50 juta, tapi ada juga boat pancung kecil dengan harga Rp8 juta. Kalau jenis kayu yang paling mahal adalah suntai," jelasnya.
Ujang, perajin lain mengatakan industri kapal rakyat tersebut sudah menjadi tulang punggung penghasilan warga.
"Dari usaha inilah kami bisa menghidupi anak istri. Boat pancung pesanan kami sudah cukup populer karena kualitasnya tidak kalah dengan daerah lain," ucapnya.
Dia berharap industri kapal rakyat itu mendapat dorongan dari pemerintah daerah sebagai salah satu sektor ekonomi kerakyatan masyarakat pesisir.
"Kami tentu berharap perhatian dari pemerintah agar usaha ini terus berkembang," tambahnya. (KR-RDT/Z003)
Editor: Zita Meirina
Berita Terkait
Pemprov Kepri minta nelayan lebih berhati-hati melaut di perbatasan
Sabtu, 4 Mei 2024 7:25 Wib
Polda Kepri gagalkan pengiriman PMI ilegal ke Malaysia lewat perairan Pecong
Jumat, 3 Mei 2024 15:09 Wib
KN SAR Bima Sena berhasil evakuasi sebanyak 109 korban erupsi Gunung Ruang
Rabu, 1 Mei 2024 11:13 Wib
China gunakan meriam air usir kapal Filipina di perairan Laut China Selatan
Rabu, 1 Mei 2024 9:27 Wib
Polres Karimun Kepri gagalkan pengiriman PMI ilegal ke Malaysia dan Korea
Selasa, 30 April 2024 17:21 Wib
Tiga WNI ditangkap di Malaysia
Minggu, 28 April 2024 16:59 Wib
14 nelayan Kepri ditahan aparat maritim Malaysia
Sabtu, 27 April 2024 19:33 Wib
Houthi akui anggotanya yang serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
Sabtu, 27 April 2024 15:21 Wib
Komentar