Perhimpunan Melayu Raya tegaskan bukan kendaraan politik

id Melayu Raya,Karimun,politik,Yan Fitri,Wakapolda Kepri

Perhimpunan Melayu Raya tegaskan bukan kendaraan politik

Pembina utama Perhimpunan Melayu Raya yang juga Wakapolda Kepri Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah mengukuhkan kepengurusan Perhimpunan Melayu Kabupaten Karimun, Jumat (7/12) sore. (Antaranews Kepri/Rusdianto)

Semuanya bergabung di bawah payung adat Melayu
Karimun (ANTARANews Kepri) - Organisasi kemasyarakatan Perhimpunan Melayu Raya yang dibentuk di beberapa daerah di Kepri, salah satunya di Karimun menegaskan bukan kendaraan politik dan tidak berafiliasi ke partai politik manapun jelang Pemilu 2019 maupun Pemilihan Gubernur 2021.

"Tidak, Tidak ada. Ini merupakan sebuah bentuk rasa kerinduan tadi. Saya anak Kepri, tahu cerita dan latar belakang kehidupan kami. Kami saling mengenal, makanya tema Perhimpunan Melayu Raya ini adalah, tiada hari tanpa teman baru," kata pembina utama Perhimpunan Melayu Raya yang juga Wakapolda Kepri Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah di Tanjung Balai Karimun, Jumat sore.

Yan Fitri usai mengukuhkan pengurus Perhimpunan Melayu Raya Kabupaten Karimun mengatakan, perhimpunan yang didominasi anak-anak muda dari berbagai suku ini lahir dari kerinduan anak-anak Kepri yang menginginkan suasana damai, aman dan sejuk.

Melayu Raya, menurut dia, merupakan perhimpunan yang mengakomodasi semua kelompok suku, agama, ras dan golongan untuk bergabung bersama memberikan kontribusi bagi masyarakat dan pemerintah.

"Semuanya bergabung di bawah payung adat Melayu," kata dia dalam acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Kepri Isdianto, tokoh masyarakat Kepri yang juga Ketua DPD PDIP Provinsi Kepri Soerya Respationo.

Yan Fitri juga menyebutkan bahwa Perhimpunan Melayu Raya terbentuk dilatarbelakangi pemikiran sekaligus sebuah solusi dalam rangka menciptakan suatu perubahan sosial baik dalam tataran kehidupan masyarakat, tataran berorganisasi di tengah masyarakat, serta dalam rangka menjaga Empat Pilar harga mati, NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Kebhinnekaan.

"Perhimpunan ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan rasa aman, damai di wilayah perbatasan Indonesia," ujarnya.

Dia menambahkan, perhimpunan ini didirikan agar nilai-nilai kearifan lokal menjadi perekat bagi semua anak bangsa di Kepri.

"Kepri ini miniatur Indonesia. Semua hidup rukun dengan perekat bahasa Melayu, tidak melihat suku, agama, ras dan golongan, dan tidak terlibat dalam politik manapun," ujarnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Kepri H Isdianto mengapresiasi berdirinya Perhimpunan Melayu Raya yang anggotanya tidak hanya dari suku Melayu, tapi juga dari suku-suku lain.

"Perhimpunan ini akan mempererat persatuan dan kerukunan masyarakat Kepri yang heterogen. Karena mayoritas Melayu, maka sudah tentu semuanya berpayung pada adat istiadat Melayu," ujarnya.

Isdianto juga sempat menyinggung pertemanannya dengan Soerya Respationo yang sangat erat meski berbeda suku.

"Romo (Soerya Respationo) ini juga yang sangat membantu kelancaran pelantikan saya sebagai wakil gubernur. Tidak ada minta apa-apa, cukup dua bungkus rokok. Dan Romo juga yang memperjuangkan Pulau Berhala masuk Provinsi Kepri, dan itu diakui oleh almarhum Gubernur Muhammad Sani," ujarnya.

Dia berharap Perhimpunan Melayu Raya ini juga berperan memerangi berita bohong atau hoaks di tengah kehidupan bermasyarakat.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Melayu Raya Karimun Muhammad Firdaus menegaskan akan mengedepankan fungsi-fungsi sosial dan budaya Melayu dalam menjalankan roda organisasi.

"Kita ingin memberikan contoh yang baik kepada generasi muda bagaimana sopan santun yang baik, ada istiadat Melayu seperti upacara adat kelahiran, perkawinan, gurindam 12, pantun dan bahasa Melayu baku atau lama," tutur Firdaus.

Turut hadir dalam acara pengukuhan Bupati Karimun Aunur Rafiq, Bupati Bintan Apri Sujadi dan anggota Perhimpunan Melayu Batam.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE