Rara pawang hujan dipulangkan dari Aceh
Banda Aceh (ANTARA) - Pawang hujan Rara Istiati yang lebih dikenal dengan nama Mbak Rara dipulangkan dari Aceh, setelah aksinya di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh viral dan mendapatkan respon negatif dari masyarakat setempat.
"Pihak perusahaan segera memulangkan Rara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar pada penerbangan hari ini," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal, Rabu.
Keputusan itu diambil setelah Pj Gubernur Aceh memanggil pihak perusahaan yang bertanggung jawab pada pembangunan Stadion Harapan Bangsa guna mengklarifikasi praktik pawang hujan. Kegiatan itu dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh.
Dalam pertemuan Pj Gubernur dengan pihak perusahaan menjelaskan kehadiran pawang hujan adalah inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion.
Perusahaan mengakui inisiatif itu diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.
Safrizal juga menegaskan perusahaan secepat mungkin membuat pernyataan klarifikasi atas kejadian itu, serta menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh.
Ia juga menekankan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal tidak dapat diterima, terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dipanggil Gubernur, WIKA-Nindya pulangkan Rara pawang hujan dari Aceh
"Pihak perusahaan segera memulangkan Rara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar pada penerbangan hari ini," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal, Rabu.
Keputusan itu diambil setelah Pj Gubernur Aceh memanggil pihak perusahaan yang bertanggung jawab pada pembangunan Stadion Harapan Bangsa guna mengklarifikasi praktik pawang hujan. Kegiatan itu dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh.
Dalam pertemuan Pj Gubernur dengan pihak perusahaan menjelaskan kehadiran pawang hujan adalah inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion.
Perusahaan mengakui inisiatif itu diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.
Safrizal juga menegaskan perusahaan secepat mungkin membuat pernyataan klarifikasi atas kejadian itu, serta menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh.
Ia juga menekankan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal tidak dapat diterima, terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dipanggil Gubernur, WIKA-Nindya pulangkan Rara pawang hujan dari Aceh
Komentar