Tanjungpinang (Antara Kepri) - Evaluasi Perum Bulog Subdivre Tanjungpinang untuk 2014, penyaluran 300.750 Kg beras miskin (Raskin) di wilayah kerja Subdivre Tanjungpinang masih terkendala kondisi geografis.
Meskipun pelaksanaan raskin pada 2014 berjalan 100 persen, namun kata Dirut Bulog Subdivre Tanjungpinang Ismed Erlando, akibat kondisi geografis tersebut berdampak pada pembayaran dan perolehan berasnya.
"Beda di daerah daratan, raskin bisa langsung dibayar dan diambil oleh masyarakat di kantor lurah masing-masing," kata Ismed, Selasa.
Sementara, Bulog Subdivre Tanjungpinang yang membawahi 5 kabupaten kota se-Kepri, yakni Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Lingga, Kepulauan Anambas dan Natuna tersebut, harus mendistribusikan kembali ke pulau-pulau yang menghabiskan waktu hampir 30 hari.
"Contohnya di Kecamatan Tambelan, Bintan. Pengiriman raskin ke pulau tersebut memakan jarak tempuh 24 jam dengan trip kapal 10 hari," ucapnya.
Belum lagi setibanya di Tambelan, raskin mengalami proses bongkar dan pengangkutan ke pulau-pulau di sekitar kecamatan itu dengan menggunakan pompong yang menempuh perairan selama 2 hari.
"Seandainya pembayarannya dengan dana Pemda atau melalui bank, tentunya 'cash and carry' tidak terlambat. Tapi kan tidak demikian, bahkan pembayaran terkadang terlambat 1 minggu," katanya.
Selain masalah geografis sambungnya, informasi dan komunikasi daerah kepulauan juga tidak mendukung.
"Sehingga barang bisa berada di kantor camat sampai 10 hari, baru setelah itu diketahui oleh masyarakat di pulau sekitar Tambelan, " tegas Ismed.
Kondisi serupa yang juga terjadi di Lingga utara dan Senanyang, sebenarnya, sambung Dirut Bulog Subdivre Tanjungpinang tersebut, kalau barang cepat sampai di masyarakat, tentu akan lebih baik.
"Karena beras tidak bisa disimpan terlalu lama, dengan kondisi jarak tempuh serta faktor alam yang membuat beras rusak," tutur Ismed. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Bulog Tanjungpinang ungkap pemicu harga beras SPHP naik
Sabtu, 18 Mei 2024 7:05 Wib
Kejari Tanjungpinang tahan dua tersangka kasus korupsi
Jumat, 17 Mei 2024 15:43 Wib
Dinkes Tanjungpinang lanjutkan program layanan KB gratis hingga Juni 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:09 Wib
Kantor Bahasa Kepri ajak para orang tua tanamkan budaya membaca pada anak
Kamis, 16 Mei 2024 18:31 Wib
Keluarga miskin ekstrem di Natuna dapat BST sebesar Rp200 ribu perbulan
Rabu, 15 Mei 2024 18:12 Wib
Kasus DBD di Tanjungpinang Kepri berpotensi meningkat dipicu perubahan cuaca
Rabu, 15 Mei 2024 14:57 Wib
Tim SAR temukan jasad korban bunuh diri di Pulau Kasu
Rabu, 15 Mei 2024 14:56 Wib
Pemkot Tanjungpinang Kepri pasang jaring penahan sampah di kawasan pesisir
Senin, 13 Mei 2024 15:09 Wib
Komentar