Enam Warga Karimun Meninggal Akibat Demam Berdarah

id Warga,Karimun,Meninggal,Demam,Berdarah,dbd,dengue,nyamuk,aedes,aegypti,gejala

Segera bawa ke dokter kalau ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam panas tinggi, timbul bintik-bintik merah pada kulit atau gejala lainnya
Karimun (Antara Kepri) - Enam warga Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, meninggal dunia akibat terjangkit wabah demam berdarah dengue sejak Januari 2016.

"Enam korban meninggal dunia merupakan anak-anak dan orang tua. Tiga di antaranya meninggal pada Maret 2016, dan tiga lainnya pada bulan ini (Agustus)," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi di Tanjung Balai Karimun.

Menurut Rachmadi, para korban meninggal pada umumnya terlambat mendapat pertolongan medis.

Untuk itu, pihaknya kembali mengimbau warga masyarakat agar tidak membiarkan anak atau anggota keluarga mengalami demam panas tinggi lebih dari dua hari.

"Segera bawa ke dokter kalau ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam panas tinggi, timbul bintik-bintik merah pada kulit atau gejala lainnya," tuturnya.

Dalam beberapa pekan ini, lanjut dia, jajaran petugas kesehatan, baik dari Dinkes maupun puskesmas bersama masyarakat menggencarkan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, dan melaksanakan Gerakan 3M Plus, Menguras, Mengubur, Menutup dan Membersihkan lingkungan dari wadah-wadah yang dapat menampung air hujan.

"Kemarin kami gotong royong di Kecamatan Tebing, salah satu kecamatan yang tingkat penularan DBD cukup tinggi," kata dia.

Dia menjelaskan, jumlah korban DBD sejak Januari 2016, termasuk yang meninggal dunia sebanyak 340 orang, didominasi anak-anak sebanyak 120 orang.

Dia memerinci, jumlah kasus DBD pada Januari sebanyak 104 orang, Februari 61, Maret 58, April 27, Mei 20, Juni 12, Juli 29 dan sisanya Agustus.

Sedangkan berdasarkan kecamatan, kasus DBD di Kecamatan Karimun sebanyak 59 kasus, Meral 56, Meral Barat 22, Tebing 120, Kundur 24, Kundur Barat 9, Kundur Utara 2, Belat 1, Buru 12, Moro 35, dan Kecamatan Durai 1 kasus.

Dia memperkirakan jumlah kasus DBD akan bertambah disebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu dan sering hujan yang dapat memicu berkembanbiaknya nyamuk aedes aegypti vektor penularan DBD.

Jika dilihat dari kasus tahun-tahun sebelumnya, dia mengatakan bahwa jumlah kasus DBD cenderung tinggi dan meningkat.

Pada 2014, kasus DBD mencapai 390 dengan korban meninggal dunia sebanyak 8 orang, pada 2015 sebanyak 368 kasus dengan korban meninggal 7 orang, dan pada 2016 telah mencapai 340 orang, dengan kasus tertinggi pada Januari sebanyak 104 orang.  (Antara)

Editor: B.S Hadi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE